Nowadays,
Hampir semua pekerjaan/kegiatan dilakukan dengan multitasking.
Buka berbagai dokumen untuk 2-3 aktivitas adalah biasa.
Makan sambil cek WA lalu respon adalah biasa.
Ngopi sambil buka laptop dan merespon semua kerjaan adalah biasa.
Zoom meeting pelatihan sambil menulis laporan kegiatan dan ndulang anaknya.. 😅
Yang terjadi kemudian adalah hilang rasa.
Hilang rasa yang kemudian mengalir menuju hilang makna
Kita menjadi sangat agresif, thak thek sing penting ndang mari.. sat set wet segera selesai..
Namun makna dibalik apa yang kita kerjakan menjadi tak berasa..
Makna profesi yang kita jalani semakin mengabur, akhirnya yang terjadi adalah sing penting ndang bar, yang penting segera selesai.
Minim enjoyment, minim fulfillment..
Lalu apa beda kemudian dengan robot dan/atau AI?
Apakah kita kemudian akan menjadi mesin2 yang disetir "operator"? Mesin penghasil jumlah banyak pasien? Mesin penghasil jumlah banyak publikasi? Mesin penghasil jumlah banyak remunerasi? Mesin penghasil ... (lanjutkan sendiri..)
Alhamdulillah, kita bukan mesin.
Kita manusia, yang punya nalar dan logika serta rasa. Pilihan selalu ada. Apakah kita akan menjadi manusia2 mainstream, ataukah kita akan meminggir bersama yang antimanistream ..
Pilihan ada di tangan kita, bahkan ketika saat kita memilih untuk tidak memilih 🥲
*Re2025, di awal Agustus yang sendu 💕
(Perenungan ini bisa jadi akan generating banyak komen seperti "ah alasan.." atau "ah bilang aja gak mampu.." atau "aah" yang lain ..
sebagai yang punya pilihan, pilihlah abaikan saja semua komentar orang tentang hidupmu, apalagi yang tidak memperbaiki dirimu. Karena itu gak penting 😉