Secangkir kopi….
Mengawal di pagi hari, setelah sebuah rekonsiliasi…. [#halah!😋]
Pada suatu hari, menikmati secangkir kopi di warung kecil pinggir jalan, seharga 5ribu …
Kopi itu tetap nikmat, menemani perbincangan hangat, antara aku dan sahabat.
Suatu hari pula di suatu masa, disela-sela istirahat jaga sebagai dokter muda, ditemani seorang kakak kelas yang bersahaja,
secangkir kopi di warung lesehan trotoar pinggir jalan, hanya seharga 3ribu …
mengiringi alur diskusi, yang memerahkan pipi…. [#halah lagi!😅]
Di kali lain,
secangkir kopi seharga 10ribu, di warung macam gazebu, menemani perbincangan dari kalbu ke kalbu
menyalurkan sebanyak-banyaknya gundah gulana, agar tak berlarut menjadi duka.
Satu waktu pula, seorang adik partner in crime kuliah di Jogja,
bertanya tentang espresso, maka pesanlah single shot espresso dengan menggebu seharga 20ribu …
yang ternyata ia tak berani mencobanya, ya sudahlah …
maka dengan sepenuh rasa, espresso itu menghangatkan dada 😌
Sekali, dua atau tiga kali, singgah di kedai kopi yang luxuri, menikmati sekedar secangkir kopi, ditemani si leppi, sehingga menghasilkan satu dua lembar isi hati…
30ribu atau 50ribu satu teguk, tak masalah untuk sebuah asa yang direguk, dan sedikit gengsi yang ditepuk 😅
Ah kopi, dimanapun kamu tersaji, berapapun kamu dihargai, tetaplah menjadi kawanku sejati…
Demikian pula dirimu sahabat, dimanapun kamu bertempat, tetaplah didadaku engkau bersemat.
*Catatan kecil tentang kopi, peneman diri sehari-hari
No comments:
Post a Comment