Merasa bosan
dengan kehidupan sehari-hari yang berjalan rutin? Tiap hari itu itu saja,
monoton dan sebangsanya? 😀 Well, ini saatnya keluar dari kotak keseharian kita… Make a journey! Buat
perjalanan! Mulai dari perjalanan yang paling ringan, sampai yang paling
menantang…. It’s all up to you, yang penting bisa bikin asik dan bersemangat
kembali.
Semenjak Baby K
lahir, emang dari semula sudah kurencanakan kalau dia akan kukenalkan pada
dunia travelling and adventuring
setelah berumur 3 tahun. Maka kesempatan weekend agak panjang kemarin menjadi
moment yang tepat untuk menepati komitmen itu. Kepikir sekalian jalan
mengunjungi sahabat yang ada di Kabupaten Lumajang, yang sedang mengelola
sebuah komunitas yang disebut Omah Sinau Gesang (OSG). Dan
akhirnya setelah kontak mengontak, maka diaturlah paket adventuring and volunteering kami selama 3 hari 2 malam di
Lumajang. Ditemani oleh 2 sahabat SMA bersama 2 sahabat lajang, maka pergilah
kami ber-6 bersenang-senang.
Karna tujuan
utama trip ini adalah untuk meng-asses “kemampuan” dan kesukaan Baby K dalam travelling and adventuring, maka pada
kesempatan ini kami menggunakan kendaraan pribadi terlebih dahulu. Hari Jum’at
pagi, kami meluncur ke Lumajang. Destinasi awal kami adalah air terjun Tumpaksewu
yang ada di Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang. Dari Malang ke Lumajang dengan
kendaraan pribadi bisa melalui Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Pada
perjalanan normal, perjalanan sekira 3 jam saja, namun karena kami melalui rute
dengan santai, disela sholat jum’at juga, jadinya hampir 5 jam perjalanan
hahaha…. Oh yaa, rute yang kami lalui cukup berkelok-kelok dengan pemandangan
yang indah di sepanjang jalan. Yaaah secara di kota sudah jarang sawah, maka hijaunya
sawah menjadi suguhan indah buat kami😂. Oh ya, karena petanda arah ke air terjun ini tidak begitu jelas, maka ketika
mulai masuk kecamatan Pronojiwo harus sudah mulai memasang mata menyisir
sebelah kanan jalan (karena kami dari kota Malang). Dari jalan raya ke area
parkir air terjun hanya berkisar 300an meter. Di air terjun Tumpaksewu ini, ada
2 site yang biasa dikunjungi, yakni area panorama dan area lembah air terjunnya
sendiri. Area panorama sangat mudah dijangkau, sudah sangat tertata, dan disini
view paling apik yang bisa kita nikmati. Sedang untuk menuju ke area lembah air
terjunnya masih dibutuhkan lagi perjuangan untuk turun dengan rute yang sedikit
terjal. Karena kami bersama si Baby K maka kami putuskan menikmati saja view di
panorama ini.
![]() |
Pemandangan dari site panorama air terjun Tumpaksewu … MasyaAlloh indahnya |
![]() |
Ketika sahabat dari Lumajang menjemput di site Tumpaksewu... |
![]() |
Ngopi dan nge-rujak di warung milik penduduk lokal... Jangan khawatir dengan harga, tetap murah meriah, serius harga tak berubah ... 👍 |
Sekitar senja kami
kemudian meluncur ke OSG, di Desa
Tempeh, Kecamatan Gesang, Kabupaten Lumajang untuk membersihkan badan sejenak.Kami
malam ini menginap di rumah masyarakat yang memang digunakan untuk homestay
sederhana. Jangan membayangkan bahwa rumah ini dengan servis homestay beneran
yaa, karena memang ini adalah rumah masyarakat biasa yang dipergunakan sebagai
tempat menginap. Kenapa kok nggak nginep aja di homestay yang professional?
Karena inilah sebenarnya kelebihan dari paket wisata yang dikemas oleh OSG,
bahwa kami wisatawan ini benar-benar merasakan tidur di rumah masyarakat di
Desa. Buat turis manca, terutama volunteer
asing, memang ini yang biasanya dikejar 👌.
![]() |
Rumah masyarakat tempat kami tinggal... Disini kami disambut oleh "Bude" -demikian kami menyebutnya- dengan keramahan yang luar biasa menyenangkan. Orang Jawa akan bilang "nambah seduluran" 😉 |
Malamnya setelah membersihkan diri dan makan malam, maka giliran Mama K –lah yang
beraksi hahaha…. Yaah, kami berdiskusi hingga hampir tengah malam di basecamp
OSG tentang ide-ide pengembangan komunitas OSG ini kedepannya. Daaaan Baby K
beneran energik, baterai-nya energi**** betul, hingga akhirnya dia KO jam 1
dini hari an 😁.
![]() |
Diskusi malam dengan Baby K berlarian kesana kemari sementara kawan-kawannya tepar ... |
Hari ke-2 kami,
selepas kami sarapan, kami meluncur ke lokasi B-29. Kebetulan saat itu
bersamaan dengan acara My Trip My
Adventure di lapangan parkir rest area 2 di Desa Senduro. Tak lama dengan ojek
khusus kami naik sampai ke puncak B29. Kenapa disebut ojek khusus? Yaa karena
lintasan yang dilalui oleh ojek ini luar biasa, naik turun dengan kelokan super
tajam sampai bikin sport jantung hahaha…. Tapi Baby K malah menikmatinya, and she said: “are you scared Mommy? I’m not
afraid Mom….” Hahahasyeem ini, emaknya dah deg-deg plas malah bayek-nya ketawa
riang… sampai di puncak B29 masih dibutuhkan sedikit jalan kaki sekitar
200meter menanjak, untuk benar-benar sampai di puncaknya. Dan terlihat sekali
Baby K sangat antusias naik ke atas tanpa terengah-engah. Emaknya? Jangan ditanya!
Nafas tak sampai hihihi…. Kami menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk menikmati
pemandangan, menunggu kabut minggir sehingga nampak pemandangan lautan pasir
dan bromo yang indah. Berfoto selfie ria (apalagi tujuannya kalo gak foto? Kwkwkw)…
![]() |
Excited face of Baby K, dan langkah tegapnya saat naik ke puncak B29... |
Turun dari B29
kami meluncur ke hutan Bambu di Desa Sumber Mujur untuk menikmati scene dan makan siang. Kebetulan pada
saat itu kedapatan ada anggota masyarakat yang sedang mengadakan ritual di tepi
sumber air yang ada, jadi sekalian lah direkam, momen langka ini... lanjut
dengan makan siang di tengah sawah… MasyaAlloh senangnya, melihat hamparan
sawah yang hijau, hembusan angina sepoi dan hidangan desa yang jarang kita
dapatkan di kota… Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang hendak engkau
dustakan?
Lepas makan
siang, kami bergegas mampir sejenak ke hutan pinus untuk sekedar berfoto-foto
disana, serta sejenak berhenti di tepi sungai laharan dekat desa Tempeh untuk
menikmati Senja…
Pulang dari
seharian berpetualang, kami bebersih badan untuk kemudian makan malam dan ngopi
sembari berdiskusi dengan penggiat komunitas di Lumajang. Penggiat komunitas
ini rerata adalah anak muda dengan semangat yang tinggi untuk membangun
kapasitas masyarakat lokal di Lumajang. Latar belakang dan variasi usia yang
berbeda tidak menghalangi mereka untuk bersinergi, sehingga perlahan namun
pasti berharap masyarakat dapat berdikari. Senyampang kami berdiskusi, Baby K
dengan sangat energik berlarian kesana kemari ditemani Mbak Raya-nya (putri
sahabatku, Asih).
Minggu pagi
adalah hari terakhir kami di petualangan ini. Kesempatan ini aku gunakan untuk sedikit
menyumbangkan pengetahuanku kepada anak-anak di OSG dan orangtua mereka. Topik yang diangkat kali ini
adalah tentang cara mencegah pelecehan seksual pada anak dengan mengajarinya
melalui lagu yang akhir-akhir banyak di-sharing-kan terutama melalui whatsapp, serta memberikan
pemahaman kepada orang tua betapa banyaknya kasus pelecehan seksual pada anak yang
saat ini terjadi, serta cara-cara menanggulanginya. Dalam kegiatan ini juga
dihadiri oleh sesepuh penasehat dari OSG, sehingga diskusi menjadi gayeng. Acara
yang diakhiri dengan makan siang bersama ini berasa sangat akrab dan hangat,
bahkan beberapa Ibu ketika berpamitan memintaku untuk kembali ke OSG lagi…
betapa permintaan tulus ini yang tidak pernah dapat dinilai dengan besaran rupiah
sebanyak apapun 💓💕💗
So, tertarik dengan
adventuring and volunteering kami bersama
Omah Sinau Gesang di Lumajang? Silahkan kontak ke sini
*Re2017
No comments:
Post a Comment