Thursday, April 23, 2015

Inilah Kemurnian Cinta Sesungguhnya...

Semalam, ketika ditinggal sebentar ke dapur, Baby Kay (19 months) kedapatan sedang menaiki keyboard lappie baru yang ditaruh diatas kasur karna muterin nursery rhyme kesukaan dia.  
"Kay, NO...!!!" spontan meluncur ucapan keras sembari mengangkatnya dari atas keyboard itu, dilanjutkan dengan omelan panjang yang tertumpah karna kekhawatiran dan kekesalan (yang sebenarnya ditujukan untuk kebodohanku sendiri). Kay nampak terkejut dan hanya menatapku tanpa meronta seperti biasanya. Sembari menggendong Kay, aku meminum segelas air putih untuk meredakan kekesalanku. Dan... Kay menepuk-nepuk pundakku... Gusti, meleleh semua amarah dan kekesalan itu seketika dan berganti dengan penyesalan.

Selepas itu -karna memang sudah waktunya tidur- aku bawa Kay ke kamar dan seperti biasanya aku menyusui Kay. Dia memandangku dan aku minta maaf karna tadi telah meneriakinya, minta maaf karna telah membuatnya kaget dengan bentakanku, sembari menjelaskan bahwa laptop itu sesuatu yang penting untuk Mamanya ini. Bahwa benda itu adalah salah satu modal untuk Mamanya bekerja. Entah dia mengerti atau tidak, dia mengedipkan mata sambil mengangguk, seolah memahami kegundahanku dan memaafkan apa yang telah terjadi.

Dan pagi ini terbangun di dini hari, memandangnya yang tengah tertidur pulas. Babyku begitu innocent, murni, dengan bau bayinya yang mengikatku dengan erat. Nampaknya DIA memberiku kesempatan memahami keindahan dan kekuatan cinta pagi ini. Ketika kemudian aku memulihkan "kesadaranku" sembari mengintip wall facebook-ku, aku menemukan sebuah link yang di-share oleh seorang teman, yang menggambarkan kuatnya ikatan cinta antara anak dengan ibunya. Video itu menunjukkan anak-anak yang ditutup matanya mampu menemukan ibunya masing-masing melalui sentuhan dan indra penciumannya. 
 
Lagi-lagi air mataku meleleh. Tetiba aku teringat masa kecilku, mungkin sekitaran kelas 5 SD hingga SMP, senang sekali aku mencium pipi Mamaku, mencium bau tubuhnya terutama selepas Mama pulang dari mengajar. Bau itu, bau keringat yang bercampur parfum, demikian khas, meskipun parfum Mama sering berganti, tetapi tidak merubah bau khas Mama...Aaah, demikian indah ikatan itu, dan aku telah merasainya... Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang hendak engkau dustakan?

I miss you Mama... 
I love you Baby... 
Gusti, maturnuwun untuk keindahan cinta ini 💗💕 ...

No comments:

Post a Comment