Friday, March 24, 2017

Lepaskan dan Bebaskan Dirimu...

Proses melepaskan, bukan satu hal yang mudah. Buktinya? Masih banyak diluar sana, jiwa-jiwa yang gelisah, penuh amarah dan kesedihan, hingga mengganggu kemampuannya untuk menjalani hidup yang lebih bahagia. Eh, ndak usah jauh-jauh… look at me, hahaha…. J Beberapa hari terbelenggu oleh kesedihan dan kemarahan sudah cukup membuat tidak produktif dalam menghasilkan tulisan untuk proposal tesis atau membuat soal ujian untuk mahasiswa, duh! 

Therefore, meskipun sebelumnya telah mengikuti pelatihan SEFT (Spiritual Emotion Freedom Technique), rasanya masih ingin menguak cara sederhana lainnya yang bisa diaplikasikan, yang mungkin, bisa bermanfaat untuk orang lain juga.

Bukan secara kebetulan, menemukan sebuah artikel yang berjudul: “Let Go & Free Yourself: 21 Strategies” tulisan Joyce Marter, yang nampaknya cukup sederhana dan mudah untuk dilakukan. Trus? Apa semuanya, ke-21 langkahnya harus dilakukan? Yaa, enggak juga sih, kalo bisa semuanya yaa syukur, but at least, ambil saja beberapa diantaranya yang bisa dilakukan duluan, minimal bisa menurunkan tekanan dan kegelisahan jiwa cukuplah… Syukur-syukur kalo kemudian bisa membuat jiwa kita menjadi bersih kembali such an angel hahaha…. Enough! J

Ok, langkah pertama dalam proses melepaskan adalah: lepaskan diri dari hasil/kemungkinan yang terjadi, dan berfokuslah pada proses. Maksudnya ape ni? Yeaah, seperti ini: bebaskan pikiranmu dari harapan semacam, apakah kelak dia akan menikahiku / menjadi suamiku (ini yang si Joyce tulis loh yaa, bukan personally mine J). Ketika kamu selalu memikirkan hasil yang diharapkan, maka kamu akan kehilangan momen. Jadi nikmati sajalah perjalananmu. Ikuti alurnya. Dan percayalah, sesuatu yang terjadi itu telah  ditentukan waktunya. Jangan khawatir! J

Yang kedua, pahami atau terima bahwa tidak semua hal akan berjalan sesuai dengan apa yang kamu pikirkan atau rencanakan. Mungkin saran ini agak susah bagi mereka yang perfeksionis, itu sebabnya kadang orang yang perfeksionis memiliki risiko kecewa lebih besar daripada karakter kepribadian yang lain. So? Yaa ada beberapa alternatif, either terima dan berlapang dada dengan apa yang terjadi atau buatlah rencana cadangan yang bisa segera dieksekusi hehehe… kalo tidak sesuai rencana lagi? Balik aja ke atas noh, terima! J

Yang ketiga, jangan bergantung pada harapan atau ekspektasimu, karena sering hal ini akan membuatmu kecewa. Yeaah, ini sudah jelas, bahwa sebenarnya ketika kita sedih, marah, kecewa, itu karena harapan atau ekspektasi kita tidak terpenuhi. Admit it. Karna itu ketika harapan kita tidak terkabul, maka kita perlu belajar meresponnya secara assertive dan appropriate.

Yang ke-empat, jangan memenjarakan dirimu dalam penjara pikiran. Misalnya nih, “aku tidak mungkin melupakannya”, “aku tidak bisa meninggalkannya” … halah! J tapi itu emang banyak terjadi. So, jika kamu berpikir tidak bisa, maka kamu tidak akan bisa. Itu rule-nya dengan pikiran.

Yang kelima, jangan berusaha mengontrol atau mengubah orang lain, karena kita hanya memiliki kontrol terhadap diri kita sendiri, apa yang kita pikirkan, apa yang kita lakukan, apa pilihan kita, atau apa keputusan kita. Ingin orang lain berubah? Siap-siaplah kecewa!

Ke-enam, lepaskan dirimu dari pengaruh luar (hartamu, kecantikanmu, titel-mu, uangmu, statusmu, situasimu… jlebb!). Fokuskan dirimu pada apa yang ada dalam dirimu, hubungan psiko-spiritualmu misalnya. Mmm, mungkin berdiskusi dengan Tuhan? Boleh kan semacam mempertanyakan why I met him God? Do YOU want me to learn something by meeting him? Misalnya loh ini … J tapi yang jelas, fokuskan pada kedamaian dalam dirimu.



…….. Bersambung – praktek dulu yaaah J

Monday, March 27, 2017
Ke- tujuh, berjanjilah untuk tidak memikirkan apa yang dikatakan orang. Memikirkan apa yang orang katakan hanya akan menghabiskan energimu dan membuatmu semakin merasa buruk. Maka hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah bebaskan dirimu dari hal tersebut dan berfokuslah pada dirimu sendiri.

Ke-8, Hembuskan nafasmu. Dengan menghembuskan nafas kuat-kuat, dapat mengeluarkan semua yang tidak kamu inginkan, seperti kecemasan, rasa bersalah, rasa malu, rasa kecewa. Tariklah nafas dalam melalui hidung, lalu keluarkan kuat-kuat melalui mulut dan ulangi beberapa kali, hingga kamu merasa lebih tenang.

Ke-sembilan, keluarkan hal-hal yang tidak perlu. Bersihkan rumahmu atau kantor atau ruang pribadimu dari barang-barang yang tidak perlu. Atau gampangannya si bebersih, menyalurkan energi negatif untuk membersihkan ruang fisik (dan jiwa) agar lebih longgar…. J

Ke-10, bebaskan dirimu dari hubungan yang tidak sehat. Tilik kembali pertemananmu dan beranilah untuk mulai memilih dan memilah atau jika perlu mengakhiri hubungan yang tidak sehat buatmu. Buat ruang baru untuk hidup yang baru dan hubungan yang lebih sehat.

Ke-sebelas, berlatih memahami diri. Kamu melakukan sesuatu yang bodoh? Membuat kesalahan? Selamat bergabung J. Kita manusia. Berhentilah berkutat dengan kesalahan dan kebodohan itu. Gunakan sebagai pengalaman untuk melanjutkan hidupmu.

Ke-12, berlatihlah untuk menerima. Berhentilah untuk berandai-andai. Keluarkan “mungkin seharusnya”, “seandainya saja” dan sejenisnya dari perbendaharaan pemikiranmu. Segala sesuatu terjadi karena ada alasannya. Fokuskan saja perhatianmu pada saat ini, karena saat inilah hidupmu, bukan di masa lalu.

Ke-13, buka pikiranmu. Pemikiran yang kaku, hanya hitam-putih semata hanya akan membuat kita terjebak. Bebaskan dirimu dengan mempertimbangkan apa yang tidak kamu ketahui dan buka dirimu terhadap sesuatu yang baru atau kejadian yang tidak kamu harapkan.  

Ke-14, belajarlah menertawakan dirimu, tertawalah dan jangan terlalu serius menanggapi semua kejadian dalam hidup ini. Ini akan membantumu untuk sedikit santai dalam menjalani hidupmu.

Ke-15, lepaskan dirimu dari ketakutan. Ketakutan menyebabkan kita menjadi tegang dalam menjalani hidup. Ketakutan akan masa depan, ketakutan akan kematian, semakin membuat gelisah dan semakin membuat kita tidak mampu berpikir dengan jernih. Belajarlah melepaskan ketakutan itu dan belajarlah untuk menikmati dan mensyukuri hidup.

Ke-16, lepaskan energi yang tersimpan dalam perasaan dan tubuhmu melalui aktivitas seperti olahraga atau bebersih rumah J. Yang kayak gini lumayan melegakan loh, misal lagi marah trus ambil aja sand sack, pukul dan tendang itu sand sack, lega deh… kwkwkw

Ke-17, ekspresikan dirimu… suarakan dan berbagilah ceritamu dengan orang-orang yang kamu percaya atau kalo ga ada ya ke therapist dah… bisa juga kamu tuliskan, menyanyi, menari, bermusik, memasak, berkebun… apapun yang membuatmu bahagia.

Ke-18, meditasi. Berlatihlah meditasi, memisahkan dirimu dari hiruk pikuknya pikiranmu. Temukan kedamaian dalam dirimu, ini seperti nge-cas energi dirimu gitu loh… hidup bisa lebih mudah ketika kita berlatih meditasi, meskipun hanya beberapa menit dalam sehari.

Ke-19, lalui proses berduka ini… apakah orang yang kamu sayangi baru saja meninggal atau mungkin kamu baru saja berpisah dengan orang yang kamu cintai, lewati proses berduka ini. Normal, sangat normal. Tapi jangan keterusan. Bukan proses berdukanya yang membuat menderita, namun “menetap” pada proses duka itulah yang membuat kita tidak bisa move-on...

Ke-20, lepaskan dirimu dari ego. Jangan habiskan energimu untuk “membela dirimu”. Terkadang memang susah mengakui bahwa “ini salahku”, “ini kebodohanku”… namun saat kita bisa mengakui kesalahan, ini merupakan langkah awal kita untuk move-on.  

Terakhir, 21, maafkan… kemarahan membuatmu terikat pada masa lalu, mencegahmu untuk maju dan berkembang. Maka yang paling penting untuk dirimu adalah: MAAFKAN & LEPASKAN….

Well, itulah 21 tips untuk membebaskan diri kita dari hal-hal yang menyedihkan… kamu bisa ambil satu atau beberapa tips diatas, yang tentu akan berbeda pada tiap orang… Overall, suit yourself…

What’s work for me?  It’s crying and singing for several days to release all the emotion (express yourself), Exhale, appreciate the grieving process, and later on I can laugh on myself (laughing on how stupid I was hahaha J), then I  and throw all thing related to him (photos, conversation, un-follow his social media etc), and the last thing: I forgive him and myself… Now, I’m ready to move on J

Semoga penerjemahan tips ini bermanfaat yaa… J



Diterjemahkan secara bebas dari sini

No comments:

Post a Comment