Thursday, March 23, 2017

Unrequited Love ... Untukmu

Meskipun baru sejenak, aku berusaha melepaskanmu… dan tetiba seperti jatuh dari langit, aku “menemukan” lagu ini: “Unrequited Love”. Sebuah lagu dari Yuna. Lirik yang sangat mewakili isi hatiku, persis seperti yang kurasakan untukmu. Mencoba menerjemahkannya secara bebas, dengan adaptasi khusus untukmu… yaa, untukmu, yang merasa…



Aku mencoba untuk melepaskan sesuatu, namun rasanya seperti berenang di lautan untuk waktu yang sangat lama. Dan kemudian aku merasa bahwa disinilah aku seharusnya, bermain dengan ombak dan hangatnya air laut, dan tubuhku bergerak seirama dengan samudra.

Dan aku berusaha untuk berenang, hanya supaya aku tetap mengambang. Hingga aku merasa lelah dan perlahan tenggelam. Berusaha untuk berenang kembali ke daratan. Namun ketika aku mencapainya, aku merasa sangat berat, karna aku telah lama kehilangan sensasi gravitas-ku, sehingga tubuhku jatuh di pantai. Mencoba menemukan kembali keseimbanganku, dan saat aku menemukan kembali gravitas-ku, aku berdiri menatap garis cakrawala untuk yang terakhir kalinya… dan baru menyadari bahwa seindah apapun lautan, dan senyaman apapun didalamnya, itu bukanlah milikku, yang harus kujaga.

Dan satu saat nanti, aku tau aku akan kehilanganmu. Dan aku akan merasa diriku bergerak mengikuti ombak, dan aku bermimpi untuk menyelaminya. Namun kemudian aku menyadari bahwa aku telah ditentukan untuk berada di daratan, dan bukannya milik lautan. Mungkin aku ditakdirkan untuk memanjat pohon, atau berjalan menyusuri lembah, atau hanya untuk berlari secepatnya.

Melepaskan tidak pernah mudah, karena tidak ada yang sama seperti berenang di lautan.

Sama naturalnya seperti aku merasakan tapak kakiku menemukan gravitasi, senatural diriku untuk melepaskan, dan menemukan kembali tujuan asal hidupku. Lautan tetaplah lautan, dan diriku adalah diriku.

Aku harus melepaskan, namun terkadang aku kembali lagi terbangun di pantai….

Ketika aku melihat kedalam matamu, rasaku kembali terbakar. Aku merasakan kehidupan. Aku menunggu sebuah jawaban, seperti sebuah bulu yang jatuh dari langit…

Engkau tak ingin menjadi milikku, karena kebebasan terasa lebih indah daripada yang mampu kuberikan. Engkau tak cukup menerimaku, namun engkau telah dengan kejam mencuri rasaku.

Sependek memoriku, kita bersatu seperti air dan minyak, namun dirimu nampaknya tak menginginkan ini selamanya. Pengalaman ini hanya nyata untukku…

Engkau tidak ingin mendengarkanku karena bagimu nampaknya kebebasan menawarkan sesuatu yang lebih baik dari yang kuhadirkan….

Engkau lelaki dengan seribu alasan, karena yang kita miliki adalah sesuatu yang nyata. Tapi ternyata itu hanya yang aku rasakan. Engkau lelaki dengan seribu pemikiran yang menginginkan sesuatu yang baru, dan aku hanyalah seseorang yang bisa engkau pergunakan….

Aku tak tau akan butuh berapa lama untuk melepaskan, namun kupastikan ketika engkau tak menginginkanku menjadi bagian dalam hidupku, maka demikian pula sebaliknya. Sebuah relasi dibangun atas kebutuhan mutualisme, hanya dengan demikian tercipta keseimbangan…

Aku melepaskanmu….



 


No comments:

Post a Comment