Tuesday, November 14, 2017

Menjadi Orang Generous yang Cerdas

Menjadi orang generous/loman/dermawan terkadang memang harus hati-hati ... 
Jadi ceritanya begini:


Suatu hari saya jalan2 di Mall, dan seperti biasa ada gerai fund raising dari sebuah lembaga sosial yang mangkal di Mall tersebut. Merasa dulu pernah bekerja di Lembaga yang kadang juga mengadakan fund raising, saya berniat untuk berdonasi. Tadinya saya fikir donasi bisa dalam bentuk cash, ternyata mereka hanya menerima dalam bentuk autodebet, atau dipotong langsung via bank secara teratur setiap bulan.

Singkat cerita, saya meng-oke-kan dan komit berdonasi xxx ribu rupiah. Saya menandatangani form, semacam surat kuasa pendebetan, ATM di foto, dan no rekening bank dicatat. Sebagai laporan, mereka akan mengirimi saya buletin laporan setiap bulannya.
Selang sekitar 2 hari kemudian, saya menerima email konfirmasi dari mereka. Dan sampai sini saya tidak masalah. Bulan pertama pendebetan dilakukan di akhir bulan. 
Bulan kedua pendebetan dilakukan di awal bulan. 
Saya mulai curiga, kenapa tgl pendebetan berubah-ubah? Tidak seperti autodebet yang lain yang tetap tanggalnya? (Kebetulan saya menggunakan fasilitas autodebet ini untuk beberapa transaksi rutin bulanan). Feeling saya mulai ndak enak. Saya lalu mendatangi kantor Bank saya, dan menyampaikan pada CS yang bertugas saat itu bahwa saya mau memutuskan autodebet dari lembaga tersebut. Setelah dicek oleh petugas, ternyata pihak bank tidak bisa menghentikan autodebet tersebut karena .... (saya lupa alasannya). Yang pasti petugas CS menyarankan saya untuk menghubungi lembaga tersebut untuk meminta penghentian autodebet. Jika saya sudah menghubungi mereka dan mereka tetap melakukan autodebet, maka saya disarankan membuat laporan korban penipuan kepada pihak kepolisian, baru kemudian Bank akan memproses dengan memblokir rekening penerima autodebet tersebut. Fiuuuuh, lemas sudah rasa dengkul... Tapi oke lah...

Saya kemudian menghubungi call center lembaga tersebut, namun berkali-kali saya telpon selalu sibuk atau tidak aktif. Akhirnya saya membalas email konfirmasi dari lembaga tersebut, meminta penghentian donasi saya. 
Email pertama dibalas dengan permintaan data dasar (Nama, no telp, no rek, metode pendebetan, dan alasan berhenti donasi). Oke, saya balas sesuai permintaan.
Email tersebut dibalas lagi oleh Tim Donor Service-nya, menawarkan opsi menurunkan nominal donasi, atau menghentikan donasi 3 bulan dan kemudian donasi dilanjutkan lagi. Saya balas bahwa saya ingin menghentikan donasi secara total. 
Dan di email balasannya, saya diminta membuat surat pernyataan non-aktif donasi yang berisi data dasar (Nama, No.Hp, No.Rekening, Alasan nonaktif donasi) , yang kemudian saya tandatangani dan di-scan atau foto dan dilampirkan dalam email balasan... 
Ribet sekali... Tidak semudah pada saat mereka "merayu" untuk berdonasi.


Kenapa saya menuliskan hal ini? 
Saya hanya ingin berbagi, bahwa terkadang menjadi orang baik itu juga mesti selektif dan nggak naif (atau memang saya yang o'on yaa, hikshiks). Instead of melakukan donasi dengan cara yang ribet ini, masih banyak jalur yang lebih mudah dan insyaAlloh tetap membawa kebaikan bagi umat. Tidak mendiskreditkan lembaga yang mengadakan fund raising, tidak... hanya jika ada diantara mereka yang membaca tulisan ini, mohon lah dipermudah agar niat baik yang mulanya ikhlas ini tidak tercemari oleh kejengkelan yang akhirnya membuat sia-sia kebaikan yang sudah kami lakukan -semoga tidak- .



Finally, 
Maturnuwun Gusti, pengalaman ini insyaAlloh tidak sia-sia, semoga saya menjadi lebih cerdas dalam hal kebaikan... Aamiin

4 comments:

  1. Trus bagaimana kak? Apa bisa berhenti total? Saya tadi sore baru saja ditawari dan bodohnya saya saya iyakan. Mohon pencerahannya kak.

    ReplyDelete
  2. Trus bagaimana kak? Apakah bisa berhenti total? Saya juga tadi sore ditawari. Dan sudah saya iyakan. Tp rasanya ada yang mengganjal. Mohon pencerahannya kak. Terimakasih

    ReplyDelete
  3. Terus bagaimana kak? Apa bisa berhenti donasi secara total?
    Saya juga tadi sore baru saja dirawari kak. Dan saya skg agak menyesal. Mohon pencerahannya kak. Terinakasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mbak Rahmi, maaf sekali terlambat responnya yaa...
      Akhirnya dengan sedikit berbelit, bisa juga menghentikan autodebetnya Mbak...
      Jadi saya harus ber-email dulu ke donation staff nya, yang kemudian dijawab dengan pilihan donasi yang lain, sampe saya ngotot mau stop total baru mereka kasih tau caranya. Saya harus buat surat pernyataan menghentikan donasi di selembar kertas, trus difoto dan dikirimkan via email... Fiuh, lumayan berbelit sih, tapi lega sekarang udah bebas... Pembelajaran banget nih Mbak...

      Delete