Friday, April 21, 2017

When Adventuring and Volunteering Collide….

Merasa bosan dengan kehidupan sehari-hari yang berjalan rutin? Tiap hari itu itu saja, monoton dan sebangsanya? πŸ˜€ Well, ini saatnya keluar dari kotak keseharian kita… Make a journey! Buat perjalanan! Mulai dari perjalanan yang paling ringan, sampai yang paling menantang…. It’s all up to you, yang penting bisa bikin asik dan bersemangat kembali.

Semenjak Baby K lahir, emang dari semula sudah kurencanakan kalau dia akan kukenalkan pada dunia travelling and adventuring setelah berumur 3 tahun. Maka kesempatan weekend agak panjang kemarin menjadi moment yang tepat untuk menepati komitmen itu. Kepikir sekalian jalan mengunjungi sahabat yang ada di Kabupaten Lumajang, yang sedang mengelola sebuah komunitas yang disebut Omah Sinau Gesang (OSG). Dan akhirnya setelah kontak mengontak, maka diaturlah paket adventuring and volunteering kami selama 3 hari 2 malam di Lumajang. Ditemani oleh 2 sahabat SMA bersama 2 sahabat lajang, maka pergilah kami ber-6 bersenang-senang.


Karna tujuan utama trip ini adalah untuk meng-asses “kemampuan” dan kesukaan Baby K dalam travelling and adventuring, maka pada kesempatan ini kami menggunakan kendaraan pribadi terlebih dahulu. Hari Jum’at pagi, kami meluncur ke Lumajang. Destinasi awal kami adalah air terjun Tumpaksewu yang ada di Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang. Dari Malang ke Lumajang dengan kendaraan pribadi bisa melalui Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Pada perjalanan normal, perjalanan sekira 3 jam saja, namun karena kami melalui rute dengan santai, disela sholat jum’at juga, jadinya hampir 5 jam perjalanan hahaha…. Oh yaa, rute yang kami lalui cukup berkelok-kelok dengan pemandangan yang indah di sepanjang jalan. Yaaah secara di kota sudah jarang sawah, maka hijaunya sawah menjadi suguhan indah buat kamiπŸ˜‚. Oh ya, karena petanda arah ke air terjun ini tidak begitu jelas, maka ketika mulai masuk kecamatan Pronojiwo harus sudah mulai memasang mata menyisir sebelah kanan jalan (karena kami dari kota Malang). Dari jalan raya ke area parkir air terjun hanya berkisar 300an meter. Di air terjun Tumpaksewu ini, ada 2 site yang biasa dikunjungi, yakni area panorama dan area lembah air terjunnya sendiri. Area panorama sangat mudah dijangkau, sudah sangat tertata, dan disini view paling apik yang bisa kita nikmati. Sedang untuk menuju ke area lembah air terjunnya masih dibutuhkan lagi perjuangan untuk turun dengan rute yang sedikit terjal. Karena kami bersama si Baby K maka kami putuskan menikmati saja view di panorama ini.

Rute dari pintu masuk (tiket) menuju panorama Tumpaksewu sudah plesteran, namun dengan turunan yang cukup curam. Baby K nampak excited dan belarian menuruni track ini, hingga sampai di panorama air terjun Tumpaksewu. Demikian juga pada saat kembali ke area parkir, dengan track yang naik curam, dia masih bisa berlari terengah-engah dan tertawa-tawa bahagia J
Pemandangan dari site panorama air terjun Tumpaksewu … MasyaAlloh indahnya
Ketika sahabat dari Lumajang menjemput di site Tumpaksewu... 
Ngopi dan nge-rujak di warung milik penduduk lokal... Jangan khawatir dengan harga, tetap murah meriah, serius harga tak berubah ... πŸ‘
Sekitar senja kami kemudian meluncur ke OSG, di Desa Tempeh, Kecamatan Gesang, Kabupaten Lumajang untuk membersihkan badan sejenak.Kami malam ini menginap di rumah masyarakat yang memang digunakan untuk homestay sederhana. Jangan membayangkan bahwa rumah ini dengan servis homestay beneran yaa, karena memang ini adalah rumah masyarakat biasa yang dipergunakan sebagai tempat menginap. Kenapa kok nggak nginep aja di homestay yang professional? Karena inilah sebenarnya kelebihan dari paket wisata yang dikemas oleh OSG, bahwa kami wisatawan ini benar-benar merasakan tidur di rumah masyarakat di Desa. Buat turis manca, terutama volunteer asing, memang ini yang biasanya dikejar πŸ‘Œ

Rumah masyarakat tempat kami tinggal... Disini kami disambut oleh "Bude" -demikian kami menyebutnya- dengan keramahan yang luar biasa menyenangkan. Orang Jawa akan bilang "nambah seduluran" πŸ˜‰

Malamnya setelah membersihkan diri dan makan malam, maka giliran Mama K –lah yang beraksi hahaha…. Yaah, kami berdiskusi hingga hampir tengah malam di basecamp OSG tentang ide-ide pengembangan komunitas OSG ini kedepannya. Daaaan Baby K beneran energik, baterai-nya energi**** betul, hingga akhirnya dia KO jam 1 dini hari an 😁.
Diskusi malam dengan Baby K berlarian kesana kemari sementara kawan-kawannya tepar ... 
Hari ke-2 kami, selepas kami sarapan, kami meluncur ke lokasi B-29. Kebetulan saat itu bersamaan dengan acara My Trip My Adventure di lapangan parkir rest area 2 di Desa Senduro. Tak lama dengan ojek khusus kami naik sampai ke puncak B29. Kenapa disebut ojek khusus? Yaa karena lintasan yang dilalui oleh ojek ini luar biasa, naik turun dengan kelokan super tajam sampai bikin sport jantung hahaha…. Tapi Baby K malah menikmatinya, and she said: “are you scared Mommy? I’m not afraid Mom….” Hahahasyeem ini, emaknya dah deg-deg plas malah bayek-nya ketawa riang… sampai di puncak B29 masih dibutuhkan sedikit jalan kaki sekitar 200meter menanjak, untuk benar-benar sampai di puncaknya. Dan terlihat sekali Baby K sangat antusias naik ke atas tanpa terengah-engah. Emaknya? Jangan ditanya! Nafas tak sampai hihihi…. Kami menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk menikmati pemandangan, menunggu kabut minggir sehingga nampak pemandangan lautan pasir dan bromo yang indah. Berfoto selfie ria (apalagi tujuannya kalo gak foto? Kwkwkw)…

Excited face of Baby K, dan langkah tegapnya saat naik ke puncak B29... 

Turun dari B29 kami meluncur ke hutan Bambu di Desa Sumber Mujur untuk menikmati scene dan makan siang. Kebetulan pada saat itu kedapatan ada anggota masyarakat yang sedang mengadakan ritual di tepi sumber air yang ada, jadi sekalian lah direkam, momen langka ini... lanjut dengan makan siang di tengah sawah… MasyaAlloh senangnya, melihat hamparan sawah yang hijau, hembusan angina sepoi dan hidangan desa yang jarang kita dapatkan di kota… Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang hendak engkau dustakan?


Lepas makan siang, kami bergegas mampir sejenak ke hutan pinus untuk sekedar berfoto-foto disana, serta sejenak berhenti di tepi sungai laharan dekat desa Tempeh untuk menikmati Senja…


Pulang dari seharian berpetualang, kami bebersih badan untuk kemudian makan malam dan ngopi sembari berdiskusi dengan penggiat komunitas di Lumajang. Penggiat komunitas ini rerata adalah anak muda dengan semangat yang tinggi untuk membangun kapasitas masyarakat lokal di Lumajang. Latar belakang dan variasi usia yang berbeda tidak menghalangi mereka untuk bersinergi, sehingga perlahan namun pasti berharap masyarakat dapat berdikari. Senyampang kami berdiskusi, Baby K dengan sangat energik berlarian kesana kemari ditemani Mbak Raya-nya (putri sahabatku, Asih).


Minggu pagi adalah hari terakhir kami di petualangan ini. Kesempatan ini aku gunakan untuk sedikit menyumbangkan pengetahuanku kepada anak-anak di OSG dan  orangtua mereka. Topik yang diangkat kali ini adalah tentang cara mencegah pelecehan seksual pada anak dengan mengajarinya melalui lagu yang akhir-akhir banyak di-sharing-kan terutama melalui whatsapp, serta memberikan pemahaman kepada orang tua betapa banyaknya kasus pelecehan seksual pada anak yang saat ini terjadi, serta cara-cara menanggulanginya. Dalam kegiatan ini juga dihadiri oleh sesepuh penasehat dari OSG, sehingga diskusi menjadi gayeng. Acara yang diakhiri dengan makan siang bersama ini berasa sangat akrab dan hangat, bahkan beberapa Ibu ketika berpamitan memintaku untuk kembali ke OSG lagi… betapa permintaan tulus ini yang tidak pernah dapat dinilai dengan besaran rupiah sebanyak apapun πŸ’“πŸ’•πŸ’—


So, tertarik dengan adventuring and volunteering kami bersama Omah Sinau Gesang di Lumajang? Silahkan kontak ke sini


*Re2017

No comments:

Post a Comment