Sunday, March 30, 2014

Gusti, Ngapunten...

Meretas asa di kesunyian. 
Dalam diam. 
Senyap. 
Hanya detikan jam dinding yang terdengar. 

Erang kesakitan Papa dalam ketidaksadarannya. 
Desah nafas Kayyisa yang lelap dalam damai tidurnya. 
Mungkin kerjapan mata Mama yang tidak bisa tidur diujung sana. 
Geliat semangat Ayahnya Kayyisa di timur Indonesia. 
Sahaja hidup Kakek yang menyehatkannya. 

Dan aku disini, tertunduk, terpekur. 

Mencoba memetakan sejenak jalan panjang ke depan yang nampak berkabut karna bening di pelupuk.
Mencoba menelaah prognosa, jangankan semua, hidupku saja tak mampu.

Terlalu panjang dan bertubi rasanya semua. 

Aah yaa, mungkin ini saatnya.. Yen ora kuat disonggo, yo diseleh. 
Gusti, ngapunten! ... 

Malang, 31/3/2014 - 01.31




Sunday, July 14, 2013

Puasa dan Kehamilan

Puasa kali ini berbeda dengan puasa sebelumnya. Meskipun ini adalah kehamilan ke-3, tapi pada kehamilan yang pertama lalu saya tidak sampai melewati puasa (baby pertama cuma sampe 6 bulan and then lahir immature and passed awayL). Sedang hamil ke-2 saat ramadhan masih trimester pertama so pasti tidak puasa and then spontaneous complete abortionL. Jadi ini adalah pengalaman pertama Ramadhan saat “hamil tua” alias trimester ke-3.

Mestinya, menurut pemahaman teori medis saya, kalo baby sudah masuk trimester 3, maka ibu hamil cukup aman untuk puasa Ramadhan, as long as dia bisa menjaga keseimbangan intake nutrisinya dan cairannya dengan baik pada saat sahur dan berbuka. Kalo pada saat trimester pertama (1-3 bulan) rasanya rentan untuk berpuasa, karena janin sangat butuh intake nutrisi baik makro maupun mikronutrien untuk pembentukan organ. Berbeda dengan trimester ke-3 dimana semua organ –mestinya- sudah terbentuk dengan baik, tinggal fase perkembangannya saja.

Tapi kurang sreg rasanya kalo hanya berbekal pada minimnya pengetahuan saya saja. Well, dalam setiap kali mengajar maupun “membantah ortu” (hehehe..) kan selalu meminta evidence based-nya. makanya kali ini pun penasaran mengenai evidence based antara pregnancy and fasting, alias kehamilan dan berpuasa (ramadhan).

Tuesday, January 1, 2013

Menyalurkan Energi Negatif


Penyaluran energy negative tak harus pula berupa hal-hal negative. Kemarahan, kekesalan, kesedihan dan perasaan/emosi negative yang lainnya tak mesti harus dilarikan dengan merokok, memukul, memaki, minum-minuman keras atau hal-hal buruk lainnya. Energi negative bisa disalurkan dengan cara-cara yang positif. Salah satu yang saya lakukan hari ini rupanya cukup efektif juga. Memulai hari baru di tahun yang baru namun ternyata tak berjalan seindah yang diinginkan. Karena satu dan lain hal, kemarahan memuncak. Biasanya yang saya lakukan ketika BT, marah, sedih adalah menuangkan semuanya dengan menangis… yaa, memeluk bantal disudut tempat tidur dan menangis [yeaah, perempuan banget emang J].

Tuesday, October 23, 2012

Secuplik...


Kepahitan itu tak layak untuk dibagi. 
Kau tau sebabnya? 
Karna ia tidaklah akan menerbitkan bianglala di langit manapun. 
Kepahitan hanya akan mengundang hujan yang membuat khalayak berlarian mencari tempat berlindung dari kebasahanmu. 
Namun kepahitan yang kau telan dengan bijak akan menumbuhkan kekuatan yang luar biasa, sebagaimana pabila kau menelan kina untuk melawan malariamu, hingga kau mampu kembali bangkit menyongsong matahari!

[2012/10/23 Retha®]

Saturday, April 7, 2012

Po, Kungfu Panda dan Adhekku...

Tulisan ini special presented for my dearest Brother... Namun semoga juga bermanfaat buat adhek-adhekku semua, tanpa kecuali...

Enjoy! ;)

============///

Malam ini sebuah TV swasta menayangkan film “Kungfu Panda”. Sebuah film kartun yang telah berulang kali kutonton dan tak pernah membosankan buatku. Ada 2 alasan kenapa film ini begitu menyenangkan buatku. Yang pertama, film selalu mengingatkanku pada adhek bungsuku yang gendut dan suka makan hehe… setiap kali melihat Po, si Panda, selalu saja yang terbayang di kepalaku adalah wajah adhikku hihihi… Dan yang kedua, film ini penuh dengan filosofi. Filosofi hidup yang berat namun terasa ringan disampaikan dalam film ini.

Malam ini, aku ingin menulis tentang Po, Kungfu Panda dan adhekku.

Saturday, March 24, 2012

Seminar, Simposium, Lokakarya/Workshop, Training... Apa bedanya sih?

by Nuretha Hevy Purwaningtyas on Thursday, March 15, 2012 at 11:25pm 

Hai there,

Tulisan ini muncul karena dorongan kuat dari teman2 FB yang berkomentar pada statusku hari ini: “Rupanya bahkan pada lingkungan akademik pun masih banyak yang bingung membedakan training, workshop/lokakarya, simposium, ato seminar. Mungkin juga bingung dengan mentoring, coaching ... hmm, perlu dibuatkan tulisan nggak yaa? hehehe ;D”

Being a doctor, you can be everything

by Nuretha Hevy Purwaningtyas on Sunday, January 15, 2012 at 6:10pm


Dulu… sekitar 15 tahun yang lalu, dan beberapa tahun sesudahnya, dalam fikiran saya saat itu, setelah lulus dokter saya akan PTT di tempat terpencil, kemudian saya akan bekerja di RS sehingga dalam seminggu saya cukup jaga 2-3 kali saja, dan saya tidak berniat buka praktek pribadi karena sisa waktu yang saya punyai adalah milik suami dan anak-anak. Sungguh sebuah pikiran yang sangat sederhana, karena memang hanya itu yang saya tau dengan menjadi dokter. Menjadi dokter yang ada di kepala saya adalah menjadi clinician, who work at the private clinic or hospital. Nothing else.