Saturday, March 24, 2012

Pekerjaan Rumah Tangga

by Nuretha Hevy Purwaningtyas on Saturday, June 18, 2011 at 4:48pm 

Hai there,

Hampir satu bulan ini aku full di rumah [Malang]. “Tidak mengerjakan apapun” sesuai keahlian dan profesiku. Murni “libur”, mengistirahatkan diri, sambil menjaga kakek. Yaah, mungkin sedikit lucu, mengenaskan, dan aku merasa sedikit mengalami degradasi intelektual [secara tidak melakukan “asah otak” yang bermutu selama 2 bulan ini] hehehe...


Anyway, karena tidak ada pembantu rumah tangga di rumahku [dan untuk apa ada? Wong di rumah Cuma ber-4 saja], maka hampir semua pekerjaan rumah tangga aku kerjakan sendiri. Mulai dari menyapu, mengepel [2 jenis ini agak jarang kukerjakan sendiri], mencuci baju, menyeterika baju, memasak, mencuci piring... fiuuhh, tak disangka tak dinyana, ternyata mengerjakan semua hal ini sendiri cukup amat sangat melelahkan, kwkwkw...

Dan beberapa hari yang lalu, saat aku merasakan kelelahan akibat pekerjaan** rumah tangga ini, aku mulai berfikir. Angkat topi buat ibu rumah tangga murni, yang mengerjakan semua ini sendiri. Capek gila!! ... Ini masih belum ditambah dengan anak. Aku tidak bisa bayangkan mereka yang memiliki anak, entah satu, dua atau tiga atau*lebih dengan semua pekerjaan rumah tangga seabruk-abruk begitu. Maka untuk yang satu ini aku bener2 salut pada mereka [Yu Ai’, dirimu salah satunya... you are the best Sist J]. So, dari sini aku belajar untuk lebih menghargai mereka yang mengerjakan sendiri tugas2 rumah tangga ini, which is mostly [yang mana yang paling banyak] adalah ibu rumah tangga. Maka buat para Bapak, kalau anda tidak percaya, sesekali bolehlah bertukar tempat untuk mengerjakan semua pekerjaan yang tidak berbayar ini [kecuali jika di rumah anda ada orang lain yang membantu mengerjakan pekerjaan ini tentunya].

Iseng-iseng, muncul ide nyleneh di pikiranku. Well, aku ingin pekerjaan fisik yang berat ini bukan gratisan dunk. Enak ajah, udah capek bercucuran keringat kok gratisan, kwkwkw... mulailah pikiran matre-ku melayang. Dan... I payed myself for every single house work I’ve done! [aku membayar diriku sendiri untuk semua pekerjaan rumah tangga yang aku kerjakan]. Such here the list [seperti ini] :
  • Sekali paket menyapu & mengepel – aku membayar diriku sendiri dengan Rp 5000,-
  • Sekali paket memasak & mencuci piring – aku membayar diriku sendiri dengan Rp 10.000,-
  • Sekali paket mencuci & menjemur baju & setrika – aku membayar diriku sendiri dengan Rp 2000,- per lembar baju [gak mau tau yang dikerjain cuman selembar saputangan atau sepotong jeans yang minta ampun beratnya, kwkwkw...]
  • Dst...
Hihihi, cukup gila kan? Tapi it’s ok. Paling tidak dengan cara ini aku “memberi harga” pada pekerjaan yang kulakukan. Duitnya aku kumpulin and aku tabung di tabungan haji, nah kan... hehe. Lumayan! Paling tidak dalam k eadaan “ngganggur” official ini aku masih bisa nyimpen beberapa rupiah.

Aku pikir, buat ibu2 rumah tangga yang mengerjakan semua sendiri, apa yang aku kerjakan bisa memberi ide untuk melakukan hal yang sama. At least, you saved something for yourself [paling tidak anda bisa menabung untuk diri anda sendiri]. Ada beberapa tips yang mungkin bermanfaat kalau anda mau mengadopsi cara ini:
  1. Sesuaikan “tarif” sesuai dengan penghasilan atau nafkah yang diberikan suami pada anda. Kalo dikasi pas-pasan banget ya “tarifnya” jangan tinggi2, ntar suami kaget kok biasanya cukup skarang jadi kurang mulu, hehehe...
  2. Komitmen untuk tidak membongkar tabungan. Jadi niatkan uang yang anda kumpulkan dari mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga ini untuk tujuan tertentu. Dan kalo tidak sangat terpaksa sekali, please jangan bongkar tabungan tersebut.
  3. Yang di”tarif”in bukan semua hal yang kita kerjakan loh... jangan sampai nanti muncul tarif mengganti popok anak, memberi makan anak, memandikan anak.... hadeeeehhhh, kalo ini mah sudah sangat matre buangettt atuh!!! Xixixi....
Nah Bu, bagaimana? Ide saya cukup bagus kan? Hehehe... anyway, selama sebulan ini bener2 ada pembelajaran bagus dari pekerjaan rumah tangga ini.
  1. Never under estimate [jangan meremehkan] pekerjaan ibu rumah tangga murni. Sungguh, apa yang mereka kerjakan di dalam rumah ternyata sangat berat. So, Bapak, please hargai istrimu, hargai ibu dari anak2mu yang dengan cinta dan kasih sayangnya mengerjakan semua pekerjaan berat ini dengan ketulusan. Dan please, bantu mereka...
  2. Jika ada, berterima kasihlah kepada mereka, para pembantu rumah tangga. Mereka yang membantu kita mengerjakan pekerjaan fisik yang tidak ringan ini. Hargailah mereka dengan manusiawi, dan bukan seenaknya sendiri. Semoga nanti ada peraturan juga yang mengatur tentang mempekerjakan pembantu rumah tangga, sehingga pekerjaan yang satu ini juga bisa mendapatkan respek/hak sesuai dengan kewajiban yang mereka lakukan
I wish...


Malang, Sabtu, 18 Juni 2011
 ·  ·  · Share · Delete

No comments:

Post a Comment