Barusan baca vacancy, salah satu NGO internasional lagi nyari staff:
XXX seeking expression of interest from relevant civil society organizations or individuals to train and coach as well as conduct proper direct assistance to 150 peoples (kiosk operators) in Enarotali – Paniai, ....
XXX seeking expression of interest from relevant civil society organizations or individuals to train and coach as well as conduct proper direct assistance to 150 peoples (kiosk operators) in Enarotali – Paniai, ....
Staff yang dicari dengan Criterias:
1. Experience in training and developing peoples
2. Good passion to face peoples which is at a lowest level in life
3. Good understanding of basic financial systems
dan seterusnya...
Jujur,
aku nggak nggak ngerti apa yang mereka maksud dengan lowest level in life
Dan aku juga ngerti siapa yang mereka maksud dengan hal itu?
Aku pernah di Enarotali.
Dan aku -dengan pemahamanku sendiri akan kalimat itu- tak pernah sekalipun menganggap bahwa mereka adalah people in a lowest level life...
Apakah karena mereka masih ber-koteka lalu dianggap sebagai lowest level life?
Apakah karena keterbatasan akses yang membuat mereka terbatas dalam mendapatkan fasilitas pendidikan kemudian mereka menempati lowest level life?
Ataukah karena cara mereka menjalani kehidupan yang masih dengan cara tradisional dan bergantung pada alam kemudian mereka disebut sebagai lowest level life?
Aku nggak ngerti,
Sungguh!
satu kecamatan dari Kabupaten Paniai [Enarotali=ibukota kabupaten Paniai]
No comments:
Post a Comment